Pages

Prosedur Membuat Kebun Vertikal

Program Budidaya tanaman Pekarangan Hijau Lestari untuk Menyelamatkan Bumi.

Pembina LSM HL Sabet Penhargaan dari Jepang

Bank Sampah dari Bandung untuk Dunia.

Green Gebyar Festival

Pameran dan Edukasi Hijau Lestari untuk Masyarakat.

22 April Hari BUMI

Hijau Lestari Cinta Bumi.

macam-macam media tanaman

Berbagai Media untuk lingkungan yang lebih asri.

Selasa, 21 Oktober 2014

Pembina LSM HL Sabet Penghargaan dari Jepang



Selasa (21/10) LSM Hijau Lestari mendapatkan kunjungan dari Universitas Kitakyusu Jepang yang diwakili oleh Prof.Matsomo toru (ahli lingkungan) dan mahasiswanya Indriani Rahman, yang disambut oleh Oded M.Danial Wakil Wali Kota Bandung, Siti Muntamah (Istri/Pembina LSM Hijau Lestari), pengurus Hijau Lestari, Pemerintah Kecamatan Coblong dan warga sekitar. Kunjungan tersebut bertempat di unit bank sampah RW 10 Dago kec.Coblong yang tabungannya sudah mencapai ± 20 juta. Kedatangannya bertujuan untuk  memberikan penghargaan dan melakukan penelitian/ research lingkungan hidup.
Penghargaan diberikan secara langsung oleh Prof Matsumoto Toru kepada Pembina LSM Hijau Lestari Siti Muntamah dan LSM Hijau Lesari yang telah menggagas keramahan dan kepeduliannya terhadap lingkungan. Penghargan diberikan pada saat acara penyambutan dari warga Kelurahan Sekeloa Coblong. Penghargaan tersebut semakin memotivasi warga untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan.


Rabu, 15 Oktober 2014

GREEN GEBYAR FESTIVAL



Sabtu (11/10) Pemerintah Kelurahan Sekeloa mengadakan Green Gebyar Festival yang merupakan rangkaian dalam memperingati HUT kota Bandung yang ke-204. Dilaksanakan di Jalan Tubagus Ismail VII RW 10 dengan tujuan mempererat tali silaturahim sesama warga khususnya di kelurahan Sekeloa. Acara ini dihadiri oleh warga Sekeloa dan sekitarnya dengan peserta dari seluruh RW kelurahan Sekeloa. Tak ketinggalan para pedagang yang jumlahnya mencapai 70 stand.

Hijau Lestari merupakan salah satu peserta yang mengikuti acara Green Gebyar Festival tersebut. Pada acara ini Hijau Lestari menawarkan penukaran sampah kertas/plastik dengan sayuran. Metode Ini mampu menarik perhatian warga, sehingga warga berbondong-bondong menukarkan sampah dengan sayuran. Menariknya, antusiasme tidak hanya terlihat dari kalangan orang dewasa, namun anak-anak juga turut antusias untuk menukarkan sampah di stand Hijau Lestari. Tidak hanya menukarkan sampah dengan sayuran, hijau lestari juga memberikan edukasi tentang sampah kepada warga, agar warga memahami permasalahan sampah dan solusi penyelesaiannya.  

Pada acara tersebut Hijau Lestari menyediakan tempat sampah organik dan anorganik, agar warga mampu secara langsung mempraktikkan teknik pembuangan sampah pada tempat sampah yang tepat. Di samping itu, hal ini juga dilakukan agar acara tetap terjaga kebersihannya baik dari awal, pertengahan sampai akhir acara pasca edukasi yang diberikan oleh LSM Hijau Lestari. Alhamdulillah pada acara tersebut Hijau Lestari mendapatkan respon positif dari warga, berbagai komunitas di Kota Bandung hingga Pemerintah Kelurahan Sekeloa.

Minggu, 12 Oktober 2014

Macam-macam Media Tanam



Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya.

Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.


Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. 8erdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.
A. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.
8eberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis, kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
1. Arang
Arang bisa berasal dari kayu atau batok kelapa. Media tanam ini sangat coeok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang mampu mengikat air dalam )umlah banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga). Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.
Selain itu, bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau eendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang eenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.



Sebelum digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipeeah menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 em atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 em, lebar 2-3 em, dengan ketebalan 2-3 em. Untuk wadah (pot) yang lebih keeil, ukuran peeahan arang juga harus lebih kecil.
2. Batang Pakis

Berdasarkan warnanya, batang pakis dibedakan menjadi 2, yaitu batang pakis hitam dan batang pakis coklat. Dari kedua jenis tersebut, batang pakis hitam lebih umum digunakan sebagai media tanam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang sudah tua sehingga lebih kering. Selain itu, batang pakis ini pun mudah dibentuk menjadi potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan pakis.
Selain dalam bentuk cacahan, batang pakis juga banyak dijual sebagai media tanam siap pakai dalam bentuk lempengan persegi empat. Umumnya, bentuk lempengan pakis digunakan sebagai media tanam anggrek. Kelemahan dari lempengan batang pakis ini adalah sering dihuni oleh semut atau binatang-binatang kecillainnya.
Karakteristik yang menjadi keunggulan media batang pakis lebih dikarenakan sifat-sifatnya yang mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase yang baik, serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.
3. Kompos

Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Ydng telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan I IL,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
4. Moss

Moss yang dijadikan sebagai media tanam berasal dari akar paku-pakuan, atau kadaka yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss sering digunakan sebagai media tanam untuk masa penyemaian sampai dengan masa pembungaan. Media ini mempunyai banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman tumbuh dan berkembang dengan leluasa.
Menurut sifatnya, media moss mampu mengikat air dengan baik serta memiliki sistem drainase dan aerasi yang lancar. Untuk hasil tanaman yang optimal, sebaiknya moss dikombinasikan dengan media tanam organik lainnya, seperti kulit kayu, tanah gambut, atau daun-daunan kering.
5. Pupuk kandang

Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.
Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.
6. Sabut kelapa (coco peat)

Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,I ‘iJdiknya berasal dari buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena

sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan

kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
7. Sekam padi

Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur, Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk.
Sementara kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara.
8. Humus

Humus adalah segala macam hasil pelapukan bahan organik oleh Jasad mikro dan merupakan sumber energi jasad mikro tersebut. Bahanbahan organik tersebut bisa berupa jaringan asli tubuh tumbuhan atau binatang mati yang belum lapuk. Biasanya, humus berwarna gelap dan ciijumpai terutama pada lapisan atas tanah (top soil)
Humus sangat membantu dalam proses penggemburan tanah. dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi sehingga bisa

menyimpan unsur hara. Oleh karenanya, dapat menunjang kesuburan tanah, Namun, media tanam ini mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika tl’rjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi yang ekstrim. Humus Juga memiliki tingkat porousitas yang rendah sehingga akar tanaman tidak mampu menyerap air, Dengan demikian, sebaiknya penggunaan humus sebagai media tanam perlu ditambahkan media lain yang memiliki porousitas tinggi, misalnya tanah dan pasir.
B. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.

Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit, dan perlit.
1. Gel
Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias yang diletakkan di ruang tamu atau ruang kerja.
Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga.
Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.
2. Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses :o ::misahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau ~’lgin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan ::emupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang

bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
3. Kerikil
Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam memang :idakjauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.
Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.
4. Pecahan batu bata
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam

ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.
5. Spons (floralfoam)
Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap

terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
6. Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.
Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.
7. Vermikulit dan perlit
Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari

pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan H’,lum. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam,
vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air.
Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.
8. Gabus (styrofoam)
Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer

styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.
Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Jntuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya

mennjadi riangan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.

sumber bacaan : www.kangtoo.wordpress.com


22 April HARI BUMI



Hari Bumi begitu sering dedengung dengungkn bahkan setiap tahun diperingati oleh segenap penduduk bumi. Sayangnya banyak yang tidak mengetahui asal muasal hari bumi itu terjadi dan apa sebenarnya hakikat dari hari bumi selain dari seremonial pelaksanaannya. Tahukah Anda bahwa hari bumi pertama diperningati 30-an tahun lalu atau tepatnya tahun 1970 dan dilakukan pertamakali di negara Amerika. Hari bumi digagas pertamakali oleh Gaylord Nelson dia dalah seorang senator.Ide Hari BUmi ini dia cetuskan pertamakali pada saat pidatonya di Seatlle tahun 1969 tentang desakan untuk memasukkan isu-isu kontroversial,

dalam hal ini lingkungan hidup, dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model teach in mengenai masalah anti perang. Gagasan Nelson mendapat dukungan yang mencengangkan dari masyarakat sipil.Dukungan ini terus membesar dan memuncak dengan menggelar peringatan HARI BUMI yang monumental. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada 22 April 1970. Nelson menyebutkan fenomena ini sebagai ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan’ dimana : ” Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu “.

Menurut berbagai analisis ledakan ini muncul karena bergabungnya generasi pemrotes tahun 60-an (bagian terbesar adalah pelajar, mahasiswa, sarjana) yang terkenal sebagai motor gerakan anti-perang, pembela hak-hak sipil yang radikal. Sebuah perkawinan antara pemberontakan 60-an dan kesadaran lingkungan tahun 60-an. Hari Bumi yang pertam ini di Amerika Serikat merupakan klimaks perjuangan gerakan lingkungan hidup tahun 60-an untuk mendesak masuk isu lingkungan sebagai agenda tetap nasional. Kini peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah peristiwa global. Para pelaksana peringatan HARI BUMI menyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle. Bila Hari Bumi ‘70 pertama paling tidak melibatkan 20 juta manusia di AS, Hari Bumi 1990 melibatkan 200 juta manusia di seluruh dunia, maka pada Hari Bumi 2000 diperkirakan terlibat 500 juta manusia di seluruh dunia dengan jargon “making history – making change”.
Setelah kita semua tahu dan mengerti apa itu hari bumi hendaklah kita bisa melakukan kegiatan peringata tersebut dengan lebih mementingkan esensi dan manfaat hari bumi itu terutama terhadap kelestarian lingkungan. dan tentu saja kita memiliki kewajiban untuk menyebarkan “virus” cinta lingkungan terhadap orang lain, yang salah satunya melalui moment hari bumi itu…

sumber bacaan :www.forplid.net

Prosedur Membuat Kebun Vertikal

TAHAP PERSIAPAN 

Sebelum membangun kebun vertikal, sebaiknya kita persiapkan segala sesuatunya yang berkenaan dengan kebun dimaksud.Barang-barang atau bahan-bahan yang kita persiapkan adalah:
  1. Paralon (boleh menggunakan bambu)
  2. Gergaji
  3. Bor dengan mata 3 - 5 cm
  4. Meteran untuk membuat titik-titik yang akan dilubangi
  5. Spidol untuk menandai lubang yang akan dibuat
  6. Ember atau pot bunga dengan lubang dibawahnya untuk dudukan paralon
  7. Semen 2 kg untuk 4 paralon
  8. Pasir adukan
  9. Sendok pengaduk semen
Dengan alat-alat dan bahan di atas kita siap masuk ke step selanjutnya.

Pada tahap ini paralon ukuran panjang 4 m boleh kita potong menjadi 2 (masing-masing dengan ukuran tinggi 2 m), atau menjadi 3, atau 4 (masing-masing dengan ukuran tinggi 1 m). Saya sendiri memilih memotongnya menjadi 4, sehingga mendapatkan paralon ukuran 1 meter tingginya. Lalu paralon kita ukur untuk menetapkan posisi lubang dengan tujuan agar susunan lubangnya rapi. Jarak lubang di dua sisi yang berlawanan kita atur berjarak 10 cm, sementara di sisi sampingnya kita lubangi di antaranya (selang seling).

Menentukan lubang




Setelah itu kita gunakan bor dengan mata berukuran antara 3 cm atau 4 cm (sesuai ukuran lubang yang kita inginkan) untuk melubangi paralon seperti terlihat pada gambar berikut:

Persiapan kebun tumbuh,kebun vertikal

Bentuk paralon yang sudah dilubangi bisa dilihat pada gambar berikut.

Paralon selesai dilubangi

Lalu paralon kita cor ke dalam ember plastik khusus untuk tanaman, karena sudah ada lubang di bagian bawahnya. Tujuan paralon dicor ke ember plastik (bukan ditanam ke tanah) adalah untuk memudahkan diputar atau dipindahkan lokasinya. Terutama disebabkan karena kebanyakan lahan yang tersedia di rumah-rumah perkotaan sudah diplester dengan semen dan bahkan telah dikeramik.  

Mengecor paralon
Mengecor paralon

Setelah itu kita mengisikan tanah ke dalam paralon. Sebaiknya paralon dibungkus dulu dengan kertas koran agar tidak banyak tanah yang terbuang melalui lubang yang ada. Tanah tersebut kita padatkan dan didiamkan beberapa hari. Di bagian tengah boleh kita beri pipa paralon kecil yang telah dilubangi dengan paku kecil yang tujuannya untuk mendistribusikan air secara merata ke tanah dalam paralon nantinya.

Mengisi paralon dengan tanah

Lalu aduk 1 sendok makan Pupuk Padat (lihat gambar Produk Pupuk Be-Natural) ke dalam air sesuai kebutuhan. Sebuah paralon ukuran 2 meter membutuhkan 1 liter air berisi larutan Pupuk Padat. Jadi apabila Anda memiliki 10 paralon, campurkan 2 sendok Pupuk Padat ke dalam 10 liter air.

Pupuk padat dicampur ke air

Selanjutkan siramkan air bercampur Pupuk Padat tersebut ke tanah dalam paralon, melalui saluran pipa kecil di bagian tengah. Lalu tanah didiamkan selama 1 minggu. Tujuan menyiram tanah dengan larutan Pupuk padat ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah (menyuburkan tanah) dalam paralon, dan mendiamkan tanah selama 1 minggu untuk membiarkan tanah dalam paralon menjadi padat. Pada periode ini biasanya tanah dalam paralon akan turun ke bawah karena memadatkan dirinya sendiri. Kita tambahkan tanah baru ke dalam paralon bagian atas.

TAHAP MENANAM BENIH DAN PEMELIHARAAN TANAMAN

Pada tahap ini, siapkan benih dan air yang dicampur dengan pupuk cair dan / atau hormon (lihat jenis produk Pupuk Be-Natural).

Prosedurnya adalah sebagai berikut:
  1. Siapkan atau beli benih cabai atau sayuran di penjual bibit seperti Trubus. Anda bisa membuat bibit sendiri, misalnya dengan membeli cabai yang sudah matang penuh, dan bijinya dijemur atau dikeringkan.
  2. Ambil 1 cc Pupuk Cair atau Hormon (1/10 isi tutup botol), dan campur dengan 100 ml air (bisa menggunakan gelas Aqua).
  3. Rendam benih yang ada ke dalam campuran Pupuk Cair dengan air tadi selama 1 jam. Benih yang mengapung tidak dipakai alias dibuang karena tidak baik. Ambil benih yang tenggelam. Lihat gambar.
  4. Tanam 2 butir benih ke dalam lubang yang telah dibuat di paralon. Benih yang pertumbuhannya lebih kerdil dicabut, agar benih yang lebih besar bertumbuh dengan baik. Lihat gambar bagaimana benih ditanam ke lubang di paralon.

Benih direndam di campuran pupuk cair dan hormon

bibit cabai
Dalam jangka waktu 5 hari biasanya tanaman sudah mengeluarkan daun pertama. Pada saat ini, lakukan prosedur sebagai berikut:
  1. Saat tanaman mengeluarkan daun lebih dari 2 lembar dan cukup kuat, semprot daunnya dengan campuran 8 cc Pupuk Cair + 2 cc Pupuk Hormon dengan 1 liter air. Gunakan alat penyemprot tanaman.
  2. Lakukan penyemprotan dengan campuran Pupuk Cair dan Pupuk Hormon dengan air ini setiap 5 hari sekali sampai tanaman mengeluarkan bunga. Waktu penyemprotan terbaik adalah pagi hari antara jam 6 s/d 9 pagi atau sore hari antara jam 4 sampai dengan 6 sore.
  3. Lakukan penyemprotan campuran Pupuk Cair dan Hormon ini secara berkala (5 hari sekali) sampai tanaman mengeluarkan buah, seperti cabai, tomat, terong dan lain-lain. Frekuensi penyemprotan bisa saja dipersering menjadi 2 atau 3 kali sehari.
Berikut adalah gambar dari tanaman cabai usia 5 hari mengeluarkan 2 lembar daun, tanaman cabai usia 2 minggu, 1 bulan, dan 2 bulan saat tanaman cabai mengeluarkan buah, maupun saat tanaman cabai mulai matang dan berwarna merah.

Tanaman cabai mengeluarkan daun

tanaman cabai  2 minggu

Tanaman 1 bulan

Tanaman cabai 2 bulan



TAHAP PANEN

Dalam contoh yang ada, yaitu kita menanam bibit cabai atau cabe merah, maka dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan, cabai sudah banyak yang berwarna merah dan siap dipanen.

Cabai merah yang tidak menggunakan pupuk organik, biasanya hanya menghasilkan 1,5 - 2 kg saja per batang, sementara tanaman cabai merah yang menggunakan pupuk organik bisa mencapai 4 - 5 kg per batang.

Apabila pada 1 paralon ukuran tinggi 2 meter diperoleh 25 buah lubang alias 25 batang cabai merah, maka minimal akan diperoleh 100 kg cabai merah per paralon.

Tanam Cabai,Bisnis Cabe

sumber bacaan : http://petani-kota.blogspot.com

PENGELOLAAN SAMPAH MENGGUNAKAN KONSEP BANK SAMPAH

Sampah
adalah Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah di Indonesia sangat lah Konkrit dimana pengelolaan yang dilakukan masih belum optimal dimana masih menggunakan pola lama dimana sampah yang dihasilkan belum dipilah, hanya dicampur lalu di buang. Padahal dengan memilah sampah, dapat di dapat nilai ekonomis yang ada.
Konsep pengelolaan sampah yang sedang berkembang di Indonesia Adalah pengelolaan sampah dengan konsep bank sampah.
Konsep Bank Sampah Menggunakan 5 M 
1. Mengurangi sampah 
    a. Meminimalkan penggunaan tas plastik
    b. Membiasakan membawa tas belanja dari rumah
    c. Meminimalkan sisa makanan 
    d. Menggunakan sapu tangan/lap kain2. 
2. Memilah Sampah
3. Memanfaatkan Sampah 
    a.     Memanfaatkan halaman balik kertas yang masih kosong 
    b.    Memanfaatkan kertas bekas untuk amplop 
    c.     Memanfaatkan kaleng bekas untuk pot bunga 
    d.    Memanfaatkan sisa makanan/sayuran untuk makanan ternak/ikan, dll
4. Mendaur Ulang Sampah
    a.     Mengolah sampah kertas menjadi kertas daur ulang/kerajinan
    b.    Mengolah bungkus bekas menjadi aneka kerajinan
    c.     Mengolah gabus styrofoam menjadi bataco, pot bunga dsb
    d.    Mengolah sampah kaca menjadi aneka bentuk seni dan alat rumah tangga
    e.     Mengolah sampah organik menjadi kompos/pupuk
    f.     Mengolah kotoran ternak menjadi pupuk dan gasbio  
    g.    Mengolah daun kering, ranting tanaman menjadi briket bioarang
5. Menabung Sampah 
    Cara  Mendirikan  Bank Sampah :
    a. Melakukan sosialisasi berdirinya bank sampah 
    b. Membentuk  pengelola bank sampah
    c. Melatih
 pengelola  bank sampah 
    d. Menyiapkan kelengkapan bank sampah 
    e. Mencari pembeli sampah (rosok/pengepul)
    f. Mempromosikan 
 berdirinya bank sampah
    g. Melakukan pelayanan tabungan sampah
 sampah
    h. Melakukan 
MONEV (monitoring dan evaluasi)
    i.  Melakukan Sosialisasi Bank Sampah
    j.  Penjelasan Teknis Pelayanan Menabung
    k. Praktek Pelayanan Bagi Teller
    l.  Pelatihan Bank Sampah 
    

Sumber : Bambang Suwerda (pencetus Bank Sampah di Indonesia)

PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN PEKARANGAN

Kamis 7 November 2013, LSM Hijau Lestari kembali mengadakan Pelatihan Budidaya Tanaman Pekarangan .se Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Acara dibuka sekitar pukul 9 pagi. Pelatihan kali ini dihadiri oleh sekitar 30 orang peserta dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang antusias menerima materi yang dibawakan oleh perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, yang dibawakan oleh Bapak Asep dan Ibu Peni. 
Acara yang diadakan di Jl. Ir. H. Juanda 281 ini berisi berbagai macam materi, mulai dari pengenalan  jenis-jenis tanaman sayuran yang bisa ditanam di pekarangan, cara-cara menanam, alasan mengapa memilih penanaman organik, cara pembuatan pupuk sederhana, dan hal-hal yang berkaitan dengan penanaman sayuran di pekarangan.

Peserta yang awalnya tampak pendiam terlihat sangat semangat saat sesi tanya jawab, dan makin energik ketika saat sesi praktek lapangan, yaitu pembagian bibit berikut tanah dan polybag oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Selama sesi materi di ruangan, bapak-bapak dari Dinas Pertanian dengan semangat mencampur sekam bakar, tanah, dan pupuk; sebelum dimasukkan ke pot plastik dan polybag untuk sesi terakhir. Bibit yang dibagikan terdiri dari bibit brokoli, cabe, seledri, terong, dan selada. Peserta boleh membawa bibit dan tanah sebanyak mereka suka. Tak lupa, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung serta panitia membawa berbagai contoh sayuran yang tumbuh di polybag dan berhasil berbuah, dan yang menjadi primadona adalah bunga kol dan sausin yang tumbuh segar dan ranum. 


Sekitar pukul 12 siang, acara ditutup dan para peserta dengan riang pulang membawa ilmu dan bibit sayuran untuk ditularkan ke lingkungan masing-masing. Sampai jumpa di lain kesempatan! (HERYANTI)

Sabtu, 30 Agustus 2014

HIJAU LESTARI : GELIAT GERAKAN BANK SAMPAH KOTA BANDUNG



Momentum Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari lalu bagi kalangan pegiat lingkungan hidup, khususnya di Kota Bandung, menjadi momentum untuk kembali bercermin. Sudah sejauhmana wujud komitmen bersama masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah agar tidak lagi berujung pada bencana. Tragedi Leuwi Gajah 21 Februari 2005 masih menyisakan banyak duka yang mendalam di hati warga. Sembilan tahun sudah berlalu. Waktu yang mestinya cukup untuk melakukan banyak pembenahan.

Meski masih menyisakan banyak persoalan, nampaknya masyarakat kota Bandung  hari ini layak berbesar hati. Kepedulian komunitas warga Kota Bandung dalam menangani permasalahan sampah kini kian menggembirakan. Salah satunya lewat gerakan pendirian bank sampah oleh para ibu rumah tangga yang dimotori oleh LSM Hijau Lestari. Dengan modal ketekunan  dan rasa cinta, terbukti dalam kurun waktu kurang dari setahun,  LSM Hijau Lestari telah mampu membidani lahirnya 35 Unit Bank Sampah di Kota Bandung.

Refleksi ini terungkap dalam kegiatan peringatan Hari Peduli Sampah yang dilakukan LSM Hijau Lestari pada hari Minggu (23/2) bertempat di Auditorium Monumen Perjuangan jl. Dipati Ukur. Selain diisi dengan pemutaran Film Trashed, Hijau Lestari juga menggelar Bincang-Bincang Warga Bandung bertema “Geliat Gerakan Bank Sampah Kota Bandung”. Bincang-bincang ini menghadirkan narasumber Asep Sudrajat dari BPLH Kota Bandung, Ahmad Kuncaraningrat dari Komisi C DPRD Kota Bandung / Wakil Ketua Pansus Perda Pembatasan Penggunaan Sampah Plastik Tak Ramah Lingkungan, juga Elis Solihat selaku Ketua LSM Hijau Lestari. Peserta yang hadir sebanyak 60 orang, berasal dari perwakilan 30 kecamatan di Kota Bandung. Bincang-bincang berlangsung semarak dipandu Kang Gun Gun Saptari Hidayat yang merupakan Ketua Relawan Program Sejuta Biopori.

Dalam bincang-bincang ini Asep menegaskan bahwa program bank sampah menjadi salah satu program unggulan pemerintah  kota di tahun 2014. Target minimal adalah beoperasinya bank sampah  di setiap kelurahan yang ada di kota Bandung. “Syukur-syukur bisa di setiap RW”, ungkapnya. Sementara Ahmad mengharapkan masyarakat Bandung  tidak lagi sekedar menggantungkan penyelesaian sampahnya pada PD Kebersihan. Sampai hari ini PD Kebersihan masih menjadi satu-satunya perusahaan yang beroperasi mengangkut sampah warga Bandung. Dan yang terangkut oleh PD Kebersihan hanya sekitar 700 ton dari total 1800 ton sampah Kota Bandung/hari. “Jadi kurang dari setengahnya yang bisa diangkut, dan itu pun hanya sekedar memindahkan dari TPS  ke TPA, belum sampai pada tahapan mengolah sampahnya”, jelas Ahmad.

Dalam Film Trashed yang diputar pada sesi sebelumnya, terungkap bahwa sistem pembuangan sampah dari TPS ke TPA (landfill) ternyata membawa segudang permasalahan susulan. Semisal tragedi Leuwi Gajah yang menewaskan 147 orang. Bahkan sebaik dan seketat  apapun penerapannya di  Amerika Serikat dan Eropa, tetap saja memunculkan masalah pada akhirnya. Mulai dari pencemaran tanah, air, udara, masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan penyakit berbahaya semisal kanker. Diceritakan pula dampak dari pengolahan sampah dengan sistem incenerator (pembakaran) yang ternyata sangat menegerikan. Bahkan di Vietnam telah banyak anak-anak terlahir cacat akibat terpapar dioxin yang merupakan hasil dari pembakaran sampah.
Itu sebabnya Ahmad menegaskan bahwa mau tidak mau warga harus membiasakan mengolah sampah langsung di sumbernya, yakni pada skala rumah tangga. Ahmad mengaku, dirinya termasuk salah satu yang menggandeng Hijau Lestari Kini untuk mendirikan bank sampah di rumahnya di Kelurahan Pasteur.  Awalnya dilakukan sosialisasi hingga akhirnya mulai beroperasi akhir Desember 2013. Kegiatan bank sampah berjalan tiap dua minggu sekali, dan dalam empat kali kegiatan saja omsetnya telah mencapai satu juta lebih. Kini nasabahnya berjumlah 25 orang.

Pada acara ini dilakukan juga penyerahan penghargaan dari Ibu Siti Oded M. Danial selaku Pembina Hijau Lestari kepada Unit Bank Sampah (BS) Berprestasi binaan Hijau Lestari. Yakni kepada Ibu Eti (Unit BS RW 12 Pasirlayung), Ibu Kiki (Unit BS RW 10 Dago), dan Ibu Neneng (Unit BS RW10 Sekeloa). Elis dari LSM Hijau Lestari menuturkan bahwa segmen ibu rumah tangga memang menjadi sasaran utama yang digandeng oleh Hijau Lestari dalam memasyarakatkan bank sampah. “Kami masuk menyosialisasikan bank sampah ke arisan-arisan dan pengajian warga mulai Juni 2013”, tuturnya. Dirinya mewakili LSM mengajak hadirin yang belum memiliki bank sampah di lingkungannya untuk mendirikan bank sampah. Dirinya siap diundang untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan  di warga hingga sampah tak lagi menjadi sumber musibah namun membawa berkah. Sesuai slogan yang menutup acara bincang-bincang hari itu : Sampahku, Tanggung Jawabku, Tabunganku…

(roosphira miswary)